Selamat malam, para pembaca :) Apa kabar kalian di hari kedua Desember ini?
Hari ini lumayan menyenangkan buatku. Lagi-lagi aku bertemu dengan otaku, tambah lagi dia penulis juga! Kami terlibat obrolan super seru soal Jellal >///< Uuh, senangnya ada yang bisa kuajak berbagi soal Fairy Tail :'D
Okeh, karena hari sudah sangat malam dan besok aku ada kuliah pagi--oh dear--kita langsung masuk ke inti aja ya~ Selamat menikmati...... :3
**
Bulan sudah menanjak semakin tinggi. Namun mata ini masih sulit tertutup. Kubuka jendela lebar-lebar, membiarkan angin malam yang dingin menerpa wajahku. Ah, di saat seperti ini, aku paling merindukan sosok orang itu. Yap, siapa lagi kalau bukan Jellal, abangku tersayang. Biasanya dia selalu menyusup ke dalam kamarku dan mengejutkanku dari belakang. Setelah puas menjahiliku, dia akan mendudukkanku di atas tempat tidur sementara ia duduk di pinggir jendela sambil menceritakan hal-hal seru yang ia lakukan seharian. Kadang ia menarik Tokiya, sepupuku, juga untuk meramaikan. Kami selalu berhasil memaksanya bernyanyi. Suaranya sangat bagus dan sukses membuatku tertidur pulas.
Kalau kalian bertanya-tanya kenapa aku kangen sama abangku, itu karena dia menemani Tokiya pulang ke Jepang. Sepupuku yang satu itu sedang sibuk-sibuknya jadi penyanyi di sana. Waktu si manager sadar dia melarikan diri dari pekerjaan--haha, dia beneren kabur loh--Tokiya langsung ditarik balik sebulan yang lalu. Karena abangku itu kebanyakan waktu kosong, dia malah ikut dan meninggalkanku! Jahat! TTロTT
Untunglah rumah Nenek sedang ramai-ramainya. Saudara dari segala penjuru datang menginap di sini. Selain Tokiya, masih ada double Ren--Jinguji Ren dan Tsukimori Ren-- Gray Fullbuster, Luka Crosszeria, dan Kise Ryouta. Yayaya, tentu saja mereka semua keren. Dan sudah berapa kali kubilang aku ingin bertukar tempat dengan siapa saja? Punya saudara keren sungguh merepotkan =="
Intinya! Jellal meninggalkanku karena yakin bakalan ada yang jagain aku di sini, meski kenyataannya tak satupun dari mereka melakukan itu. Yah, paling cuma Kise-kun yang sering mengajakku main basket. Padahal dia sangat tahu aku nggak bisa main basket. Oh, si casanova itu? Setiap pagi dia menyiapkan sarapan hanya untukku dan membiarkan orang lain kelaparan. Dia juga nggak pernah berhenti muncul dari balik pintu kamarku sambil memamerkan senyum mautnya--yang sebenernya nggak mempan lagi padaku.
Luka? Yang dia pikirkan hanya pacarnya nun jauh di sana. Dia super pendiam, lebih parah dari Tokiya. Ren jarang sekali keluar kamar. Paling ia menenteng biolanya ke taman di bawah kamarku dan berlatih di sana. Jangan tanya soal Gray. Yang dilakukannya setiap hari hanya latihan otot dan duduk di pinggir kolam dengan hanya celana pendek ==" Dia paling sering tercebur di kolam karena Kise-kun dengan usilnya mendorong Gray. Haha, rasakan dia :3
Melihat uraian diatas, rasanya nggak ada yang bisa gantiin Jellal. Tokiya mendekati kriteria, sih. Dia sering duduk di pinggir kasur sampai aku tertidur sama seperti Jellal. Dia sering nyanyi buat aku, dan dia perhatian banget ke aku. Tapi entah kenapa tetap saja aku maunya ya abangku!
Mengingat wajahnya saja membuatku tersenyum. Buru-buru kututup jendela karena angin malam semakin membekukan. Aku beranjak ke kasur, lalu tiba-tiba pintu terbuka. Kagetnya aku mendapati Ren tengah memegang biola diikuti oleh Tokiya--ya ampun, dia kabur lagi--Kise-kun, dan.... Jellal! Yay!
"Halo, Tiana. Apa kabar? Masih susah tidur?"
Tanpa banyak tanya lagi, mereka mengelilingiku dan bernyanyi bersama. Tentu saja menyanyikan lagu favoritku sebelum tidur, "Moonlight"-nya Tokiya :3
Okey, di saat seperti ini aku benar-benar beruntung memiliki saudara seperti mereka. Kapan lagi dahiku dicium bergantian oleh 3 cowok ganteng? Kalian iri, kan? Iri kaaaaan?
Oyasumiiii..... ’おやすみ’
**
[THE END]
No comments:
Post a Comment